![]() |
Keraton Surosowan |
Banten adalah salah satu wilayah penting dalam sejarah Nusantara, terutama sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Kota Banten berkembang dari sebuah wilayah yang awalnya dikuasai Kerajaan Sunda Pajajaran menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Banten yang bercorak Islam.
Proses Penaklukan Banten Girang
Berdasarkan naskah Purwaka Caruban Nagari, proses berdirinya Banten sebagai pusat pemerintahan Islam diawali dengan penaklukan Banten Girang oleh Pangeran Sabakingkin, yang kemudian dikenal sebagai Maulana Hasanuddin. Ia merupakan putra Susuhunan Jatipurba dari Cirebon dan mendapat bantuan dari pasukan Demak serta Cirebon dalam ekspedisi ini.
Pada tahun 1525 M, pasukan Hasanuddin menyerang dan mengalahkan pasukan Pajajaran di Banten Girang. Adipati Banten dan pengikutnya melarikan diri ke wilayah Pakuan Pajajaran. Setelah kemenangan ini, Hasanuddin dinobatkan sebagai penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Pemindahan Pusat Pemerintahan ke Surosowan
Setelah menaklukkan Banten Girang, pusat pemerintahan Kesultanan Banten dipindahkan ke pesisir, tepatnya di Surosowan, yang kemudian dikenal sebagai Kota Banten. Berdasarkan bukti arkeologis dan sumber sejarah lainnya, pemindahan ibu kota ini terjadi pada tahun 1526 M, kemungkinan besar pada tanggal 1 Muharram 933 H (8 Oktober 1526 Masehi). Pemindahan ini bertujuan untuk memperkuat kontrol perdagangan di Selat Sunda dan menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan baru di Nusantara.
Banten sebagai Pusat Perdagangan dan Islamisasi
Setelah berdirinya Kesultanan Banten, kota ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan. Banyak pedagang dari Arab, Persia, Cina, dan India yang datang untuk berdagang rempah-rempah dan barang lainnya. Keberadaan pelabuhan strategis di pesisir membuat Banten menjadi kota dagang yang ramai dan pusat penyebaran Islam di Jawa bagian barat.
Pangeran Hasanuddin dan penerusnya tidak hanya memperkuat sistem pemerintahan, tetapi juga aktif dalam menyebarkan ajaran Islam. Masjid Agung Banten menjadi salah satu simbol penyebaran Islam di wilayah tersebut dan hingga kini menjadi peninggalan sejarah yang penting.
Kesimpulan
Berdirinya Kota Banten sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Banten terjadi setelah penaklukan Banten Girang oleh Pangeran Hasanuddin pada tahun 1525 M. Pemindahan ibu kota ke Surosowan dilakukan pada tahun 1526 M untuk memperkuat posisi Banten sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Sejak saat itu, Banten berkembang menjadi kota besar yang berperan penting dalam sejarah Nusantara.
Dengan memahami sejarah berdirinya Kota Banten, kita dapat melihat bagaimana faktor politik, ekonomi, dan agama berperan dalam membentuk peradaban di Indonesia. Kota ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan tetapi juga pusat dakwah Islam yang berpengaruh hingga kini.
Tidak ada komentar