Konten [Tampil]
Ilustrasi guru dan murid.

Sebentar lagi kita akan masuk bulan puasa Ramadhan. Sudah terdengar notifikasi saling memaafkan diantara kepala sekolah, guru-guru dan rekan yang lainnya di grup Wa.

Tapi ada satu yang saya lupa yaitu meminta maaf kepada murid-murid saya. Ya, guru juga manusia, bisa khliaf, bisa lupa, dan kesalahan spele bisa membekas di hati murid selamanya. 

Bagi siapa saja yang membaca ini, mohon bagikan kepada mereka, agar murid tau bahwa saya, umumnya kami semua para guru punya banyak salah kepada mereka. 

Tanpa sadar saya pernah tertawa saat mereka salah, membandingkan mereka dengan teman lainnya, atau terlalu sibuk tak mendengar cerita mereka. Hal-hal kecil ini mungkin biasa, tapi bagi mereka bisa menjadi luka.

Nak, maafkan gurumu ini. Kadang tanpa sadar aku melakukan kesalahan kecil yang ternyata membekas dihatimu. 

Maaf, aku yang pernah tertawa saat kamu menjawab salah. Aku pikir itu lucu. Ternyata hal itu membuatmu takut untuk mencoba lagi. 

Maaf, aku pernah bilang, "masa gitu aja gak bisa?". Aku tak sadar bahwa setiap murid punya kecepatan belajar yang berbeda-beda. 

Maaf, aku pernah terlalu sibuk sendiri saat kamu butuh didengarkan. Aku lupa bahwa seorang guru bukan hanya mengajar, tapi juga menemani.

Maaf, aku pernah memberi hukuman tanpa mendengarkan ceritamu dulu. Aku lupa, seharusnya bertanya dulu sebelum menghakimi. 

Maaf, aku pernah mengacuhkan hasil karyamu. Padahal, bagimu itu adalah sesuatu yang kamu banggakan. 

Maaf, aku pernah membandingkanmu dengan temanmu. Aku lupa bahwa setiap anak punya keistimewaan masing-masing. 

Maaf, aku pernah menyebut cita-citamu terlalu tinggi. Aku lupa semua orang besar dulu juga berawal dari mimpi. 

Maaf, aku tidak pernah menyadari senyum sedihmu. Aku terlalu fokus pada pelajaran, sampai lupa memperhatikanmu.

Maaf, aku pernah membuatmu takut bertanya. Aku lupa bahwa belajar bukan hanya soal tahu defenisinya, tapi juga berani mencari tahu. 

Nak, maafkan gurumu ini. Aku pun masih belajar. Aku ingin menjadi lebih baik agar sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempatmu merasa dihargai dan dipahami.