Konten [Tampil]
Konsep Pendidikan Mendalam atau Deep Learning. tangkap layar/kemdikbud.go.id

Dalam ertikel ini kita akan membahas tentang konsep Deep Learning atau pembelajaran mendalam. Deep Learning pernah diucapkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Ia mengatakan mulai tahun 2025 di era pemerintahan Prabowo Subianto, seluruh sekolah di Indonesia harus melaksanakan konsep Deep Learning. Pelaksanaan konsep Deep Learning dilatar belakangi oleh isu-isu pendidikan dan pertumbuhan penduduk (demografi) seperti perubahan masa depan yang sulit diprediksi, permasalahan mutu pendidikan, dan bonus demografi 2035 serta visi Indonesia emas tahun 2045. 

Konsep pembelajaran Deep Learning bukan suatu hal yang baru di Indonesia. Sejak 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), dan Contextual Teaching and Learning (CTL). Tapi semua pendekatan ini masih menemui banyak kendala, oleh karena itu Deep Learning berfungsi sebagai fondasi utama dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Pengertian Deep Learning

Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam (PM) dapat diartikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga secara menyeluruh dan terpadu.

Menurut Kohn (2008), pembelajaran mendalam merupakan pendidikan progresif yang berfokus pada perkembangan peserta didik dalam kemampuan berkolaborasi, pendekatan guru, pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran. Pembelajaran mendalam meliputi pemahaman dan keterkaitan hubungan antara pengetahuan konseptual pada konteks baru. Dengan demikian pembelajaran diharapkan aplikatif dan bermanfaat dalam kehidupan peserta didik.

Deep Learning menekankan bahwa pembelajaran bukan sekadar tranfer ilmu, melainkan penciptaan suasana yang memuliakan peserta didik. Pandangan ini menekankan pada keseimbangan antara aspek intelektual, emosional, spiritual dan fisik.  

Kerangka Pembelajaran Deep Learning

Kerangka pembelajaran mendalam atau Deep Learning terdiri atas empat komponen yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi profil lulusan

Dimensi profil lulusan merupakan konsep utuh yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan. Profil lulusan terdiri atas delapan dimensi yaitu: keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; kewargaan; penalaran kriti; kretivitas; kolaborasi; kemandirian; Kesehatan; dan komunikasi.

2. Prinsip pembelajaran

Prinsip pembelajaran Deep Learning terdiri atas; berkesadaran, dan menggembirakan. Prinsip ini akan mampu memuliakan guru, siswa dan pemangku kepentingan pendidikan lain serta memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi. 

3. Pengalaman belajar

Pembelajaran mendalam memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dengan memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman ini teerjadi di berbagai lingkungan, seperti sekolah, tempat kerja, rumah, atau dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kerangka pembelajaran

Kerangka pembelajaran merupakan panduan sistematis untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran. Fokus utama kerangka ini adalah mendorong pembelajaran yang bermakna, reflektif dan kontekstual melalui praktik, lingkungan dan kemitraan yang terencana.

Penerapan pembelajaran mendalam melibatkan empat komponen penting yang saling mendukung dan membentuk pengalaman belajar yang holistic bagi peserta didik, yaitu praktik pegagoik, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan teknologi digital, dan kemitraan pembelajaran.

Implementasi Pembelajaran Deep Learning

Implementasi pembelajaran mendalam meliputi penggunaan beberapa strategi yang memiliki implikasi pada beberapa aspek pembelajaran, kurikulum proses pembelajaran, asesmen, ekosistem, peran guru, kepala sekolah dan pengawas serta manajemen dan pengawasan. 

1. Kurikulum

Karakteristik kurikulum yang digunakan dalam implementasi pembelajaran mendalam yaitu; dinamis, fleksibel dan resposif; berpusat pada peserta didik; pembelajaran terpadu; relevan dan peduli dengan kehidupan masyarakat; pengembangan keterampilan tingkat tinggi; dan pemanfaatan teknologi digital. 

2. Ekositem pendidikan

Implementasi pembelajaran mendalam perlu didukung melibatkan berbagai elemen, salah satu elemen ekosistem penerapan pembelajaran mendalam adalah guru yang merupakan pusat dalam ekosistem tersebut. Peran guru dalam pembelajaran mendalam adalah sebagai pusat dalam ekosistem pendidikan.

3. Teknologi digital dalam ekosistem pendidikan

Implementasi pembelajaran bermakna tidak akan lepas ddari penggunaan teknologi. Teknologi digital memainkan peran yang sangat krusial dalam menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, personal, dan relevan.

Elemen ekosistem pendidikan yang didukung guru dalam penerapan pembelajaran mendalam mencakup unsur-unsur yaitu satuan pendidikan, masyarakat, dunia usaha atau dunia industry atau dunia kerja dan mitra profesi. Selanjutnya adalah keluarga, media, dinas pendidikan dan kementrian pendidikan dasar dan menengah.

Tahapan Implementasi Deep Learning

Alur implementasi pembelajaran mendalam atau Deep Learning, mencakup beberapa tahapan yang dapat diterapkan di satuan pendidikan. Unutk lebih jelasnya, berikut adalah gambarnya;

Gambar Tahapan implementasi Deep Learning

Tahapan-tahapan implementas pembelajaran mendalam yaitu:

  1. Sosialisasi pembelajaran mendalam kepada semua pemangku kepentingan
  2. Identifikasi kebutuhan sumber daya dan kesiapan setiap pelaku untuk tiap jenjang dengan luaran dataset awal dan pelatihan rancangan pembelajaran mendalam.
  3. Uji coba pada lingkungan belajar nyata dengan jumlah terbatas, dengan luaran “rekomendasi awal”.
  4. Evaluasi hasil dan perbaikan sistem, dengan luaran “rancangan implementasi yang lebih akurat dan adaptif.
  5. Penerapan pembelajaran mendalam secara luas, dengan luaran tingkat keberhasilan di sekolah.
  6. Refleksi dan tindak lanjut untuk perbaikan selanjutnya.

Implementasi pembelajaran mendalam pada Jenjang pendidikan yaitu sebagai berikut;

  1. Pada jenjang PAUD/RA, PM diterapkan untuk mengembangkan sensoris dan motorik dengan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan eksploratif dengan filosofi bermain sambil belajar.
  2. Pada jenjang SD atau sederajat, PM difokuskan pada perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 
  3. Untuk jenjang SMP/MTs, PM memperkuat pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berkomunikasi.
  4. Jenjang SMA atau sederajat, PM diterapkan dengan cara yang lebih kompleks, mencakup proyek lintas mata Pelajaran dan penelitian berbasis masalah yang actual dan kontekstual untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang meliputi; berpikir kritis, perumusan, dan pemecahan masalah dan pengambilan Keputusan.
  5. Dan untuk jenjang SMK, PM diterapkan pada pengembangan kompetensi adaptif dan keterampilan vokasional yang berhubungan langsung dengan dunia usaha, dunia industry, dan dunia kerja (DUDIKA).

Kesimpulan

Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) adalah pendekatan pembelajaran yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Implementasi Deep Learning bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung. Deep Learning melibatkan empat komponen, yaitu dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran. Implementasi Deep Learning dilakukan melalui beberapa tahapan, termasuk sosialisasi, identifikasi kebutuhan sumber daya, uji coba, evaluasi, dan penerapan secara luas.