![]() |
Ilustrasi sarana prasarana seekolah/sumber foto:pixabay.com |
Akhir-akhir ini saya banyak membaca artikel di google. Selain itu, saya juga banyak skroll-skroll di media sosial. Tapi bukan untuk mencari konten hiburan, melainkan melihat perkembangan, isu-isu sosial, politik, dan pendidikan. Tapi ada satu isu yang menarik perhatian saya, yaitu soal menuju Indonesia emas 2045.
Saya bertanya, ini tuh gimana sih sebenarnya? Di isi lain kita punya harapan dan tujuan, tapi disisi lain kita juga masih belum melakukan perbaikan-perbaikan signifikan yang mendukung terwujudnya Indonesia emas itu. Kalau kita lihat menurut saya antara optimis dan pesimis soal harapan Indonesia emas tahun 2045 ini.
Pesimisnya adalah ada yang mengatakan bukan Indonesia emas tapi Indonesia cemas. Narasi ini dikemukakan diberbagai media dan mungkin bukan tanpa dasar. Mengapa demikian? Karena kita masih dihadapkan oleh berbagai permasalahan klise, yang ini mungkin akan berdampak pada jangka panjang.
Memang saat ini kita sedang berbicara tentang tujuan jangka panjang, masih 30 tahun lagi untuk menuju tahun 2045 itu. Tapi karena tujuan ini adalah jangka panjang, maka diperlukan kebijakan-kebijakan yang mendukung program jangka panjang pula. Dibutuhkan suatu formulasi kebijakan diberbagai bidang yang sifatnya berkelanjutan.
Kebijakan Bidang Pendidikan
Dalam undang-undang disebutkan bahwa program jangka panjang itu adalah program prioritas yang berkaitan dengan pelayanan publik seperti kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan. Dan mari kita lihat bagaimana upaya pemerintah saat ini dalam melaksanakan kebijakan jangka panjang dalam bidang pendidikan tersebut.
Saat ini kita masuk pada era kepemimpinan baru, di mana era ini bisa jadi akan menjadi penentu Indonesia maju di masa depan. Tentu saja kita berharap, kebijakan-kebijakan di era presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini dapat membawa angin segar untuk kemajuan Indonesia khususnya di bidang pendidikan.
Dibawah Mendikdasmen baru Abdul Mu'ti Prabowo sudah mencanangkan berbagai kebijakan. Kebijakan prabowo di bidang pendidikan ini diantaranya adalah peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan sekolah unggulan dan infrastruktur sekolah yang memadai.
Meski demikian, hal tersebut masih dalam tahapan rencana, kita tunggu saja bagaimana realisasinya nanti. Karena persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini begitu kompleks, terbaru adanya kebijakan efisiensi anggaran di semua kementrian. Di Kemendikdasmen terkena imbas efisiensi juga yaitu sebesar 8 triliun rupiah. Namun, Abdul Mu'ti menegaskan program prioritas pendidikan dipastikan akan tetap berjalan.
Sarana Prasarana Sekolah Harus Memadai dan Berkualitas
Masalah dalam sektor pendidikan juga sangat kompleks, antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Selain sumber daya manusianya yang harus berkualitas, hal yang sama pentingnya juga sarana dan prasarana sekolahnya harus berkualitas. Sarana prasarana bukan tentang bangunan dan kursi sekolah saja, tetapi segala hal yang dibutuhkan dalam mendukung proses pembelajaran.
Sarana prasarana sekolah adalah dua komponen penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Yang di maksud sarana adalah bangunan sekolah, meja, kursi, papan tulis, alat-alat laboratorium, dan komputer atau laptop. Sedangkan prasarana adalah listrik dan air, jaringan internet, sistem keamanan, fasilitas olahraga, dan fasilitas kesehatan. Pertanyaannya apakah sarana prasarana sekolah kita sudah berkualitas?
Saya adalah seorang guru, di beberapa sekolah saya tau betul kondisinya. Berdasarkan pengamatan saya, saat ini masih banyak sekolah yang belum lengkap sarana prasarananya, bahkan belum memadai. Jadi sepertinya, jangankan berbicara kualitas, masalah pemerataan saja masih jauh. Masih banyak sekolah yang belum memadai sarana prasarananya, terutama sekolah-sekolah yang berada di pelosok.
Contoh mengenai kondisi sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masih banyak sekolah yang sarana prasarannya belum memadai apalagi berkualitas. Masalah pendidikaan kita masih berkutat pada masalah bangunan sekolah. Belum lagi berbicara tentang kelengkapannya, dan SDMnya apakah sudah lengkap? apakah sudah sesuai dengan tugas fungsinya?. Faktanya, masih banyak guru yang seharusnya fokus mengajar, malah merangkap bendahara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga tugasnya sebagai guru terbengkalai.
Untuk menuju Indonesia emas, masalah-masalah mendasar semacam itu harus segera diselesaikan. Menurut saya pertama-tama kita perlu berbicara pemerataan pendidikan dulu, agar semua masyarakat merasakan pelayanan yang setara, setelah itu baru berbicara kualitas. Membangun pendidikan tidak bisa seperti membangun beton, membangun pendidikan haruslah bertahap, dan yang pasti membutuhkan biaya yang sangat besar. Tapi saya harap pemerintah tidak takut untuk mengeluarkan anggaran besar untuk pendidikan, karena ini menyangkut masa depan bangsa.
Maju dan mundurnya suatu bangsa adalah bagaimana kondisi pendidikannya. Negara kita memiliki sumber daya alam melimpah, tapi kalau SDMnya rendah kita hanya akan jadi penonton, kuli di negeri sendiri. Apalagi saat ini kita sudah hidup di era teknologi. Sudah saatnya kita membangun sekolah yang sesuai dengan tantangan hari ini. Tidak bisa ditunda-tunda lagi, karena pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan generasi muda adalah aset masa depan, maka masalah sarana dan prasarana pendidikan untuk menuju Indonesia emas sudah harus diselesaikan.
Seperti apakah sarana prasarana sekolah yang memadai dan berkualitas itu? Persoalan sarana prasarana berkaitan dengan apa saja yang harus disediakan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar? Nah, karena ini eranya teknologi, digitalisasi dan Artificial Intelegence (AI) jadi selain prasarana yang saya sebutkan di atas, sekolah-sekolah dari jenjang SD, SMP dan SMA perlu dilengkapi prasarana seperti komputer atau laptop disertai jaringan internet. Bila perlu di setiap sekolah dipasang tiang wifie terutama di daerah yang blank spoot supaya bisa mengakses internet.
Selain itu, sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan diperlukan analisa lapangan. Misalnya, pelajaran Coding dan Programing di sekolah harus diajarkan, maka terlebih dahulu sarana prasarananya dan tenaga pendidiknya harus disiapkan. Ini adalah langkah kongkrit yang harus dilakukan. Sarana dan prasarana yang berkualitas akan berpengaruh terhadap pengembangan keterampilan siswa. Semua unsur harus terlibat bersama-sama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pastikan Indonesia emas itu optimis bukan pesimis, dan menjadi Indonesia emas bukan Indonesia cemas.
Kesimpulan
Berdasarkan narasi di atas, kita bisa memgambil sebuah kesimpulan bahwa untuk menuju Indonesia emas dibutuhkan peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan yang memadai. Sarana sekolah adalah bangunan sekolah, meja, kursi, papan tulis, alat-alat laboratorium, dan komputer atau laptop. Sedangkan prasarana sekolah adalah listrik, air, jaringan internet, sistem keamanan, fasilitas olahraga, dan fasilitas kesehatan. Sarana prasarana di sekolah harus dusesuaikan dengan kebutuhan. Jika saat ini eranya teknologi dan digitalisasi, maka di setiap sekolah seharusnya sudah dilengkapi dengan komputer atau laptop disertai jaringan internet.
Mungkin demikian, tulisan ini saya buat, semoga bermanfaat untuk saya khususnya dan umumnya untuk pembaca. Saya menyadari tulisan saya ini masih jauh dari kata baik, apalagi sempurna. Namun, saya akan terus belajar meningkatkan keterampilan menulis saya agar lebih baik lagi, lebih kuat lagi argumentasinya dan lebih tajam lagi analisanya. Intinya saya berharap mendapatkan kritik dan saran dari pembaca.
Tidak ada komentar