Konten [Tampil]
Ilustrasi

Ada fenomena yang menarik ketika kita berbicara wanita dulu dan sekarang. Pada zaman jahiliyah wanita tidak lebih sekedar alat pemuas nafsu kaum laki-laki dan alat untuk mengembangbiakan anak manusia. Apakah kita tidak melihat bagaimana manusia agung bernama Muhammad SAW memperjuangkan derajat wanita?

Sebelum diutusnya beliau, kaum wanita kerap mengalami penindasan sejak lahir. Kala itu sungguh merupakan aib besar bagi sang ayah ketika memiliki anak perempuan. Mereka tega menguburnya hidup-hidup. Bahkan ada yang sengaja dibiarkan hidup, tetapi dalam keadaan hina atau dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Kondisi ini, Allah abadikan dalam Al Qur'an;

"Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan ia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia memelihara dengan menanggung kehinaan ataukah akan mengubrukannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketauhilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu" (QS An-Nahl: 58-59).

Fenomena sekarang tampaknya tidak jauh berbeda dengan jaman jahiliyah, meskipun ungkapan ini mungkin terlalu berlebihan. Tetapi situasinya sedikit berbeda, sekarang wanita bukan lagi direndahkan oleh kaum pria, tetapi mereka kadang memilih merendahkan derajat mereka sendiri. Tidakkah kita ingat lagi bagaimana Muhammad berkorban menjunjung tinggi kaum wanita? 

Apakah mereka ingin kembali ke masa itu? Wanita seolah membuat rendah dirinya sendiri yang tidak lebih sekedar alat pelipur lara dan penghibur bagi kaum pria, memamerkan tubuhnya, berjoged-joged, bersuka ria seolah yang demikian akan membuatnya lebih berharga.

Mulai dari kalangan anak remaja, anak sekolah, pelajar dan mahasiswa, bahkan mirisnya seorang guru turut ambil bagian didalamnya. Tampak begitu jelas di depan mata melihat di sosial media, kalau yang tidak viral penganiyayaan, maka yang viral adalah joged-joged dari tubuh sang wanita. 

Mirisnya, bukan sekedar memamerkan kecantikan, bukan sekedar memamerkan penampilan, tapi memamerkan semuanya, telanjang bugil pamer paha dan dada didepan kamera. Kaum pria diam saja, tak munafik pasti melihatnya, cuma apalah arti dari emansipasi wanita yang katanya ingin dianggap terhormat dan mulia? 

Kalau wanita sudah joged, kaum pria bisa apa. Apalagi berpakaian terbuka, yang lihat bukan hanya kaum muda, tapi dilihat semua manusia. Dari anak kecil hingga bapak-bapak beranak tiga, bahkan kakek-kakek tua turut melihatnya. Kita curiga apakah banyaknya pencabulan, pemerkosaan disebabkan karena wanita?

Menjunjung Tinggi Martabat Wanita

Sekitar 1500 tahun yang lalu Nabi Muhammad Saw mengangkat derajat wanita. Islam tampil untuk menghapus seluruh bentuk penindasan yang menimpa kaum wanita. Islam justeru memandang perempuan sebagai sosok yang agung dan perlu dihormati. Wanita seperti halnya kaum pria harus dipandang mulia dan memiliki harkat yang tinggi di sisi Allah taala.

Allah berfirman: "Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. An-Nahl:97).

Jadi, wanita dalam Islam memiliki kedudukan yang sama dengan pria. Laki-laki dan perempuan adalah sama-sama hamba Allah. Meskipun Islam lebih cenderung menempatkan perempuan dalam posisi domestik. Tapi, itu tidak berarti meremehkan peran perempuan. Perempuan sebagai seorang isteri justeru memiliki arti sangat urgen, ia merupakan tiang penegak kehidupan keluarga.

Melalui perempuan banyak mencetak tokoh-tokoh besar, sehingga tepat sekali bila ada ungkapan; "Di balik setiap tokoh besar ada seorang perempuan tegar yang mengasuh dan mendidiknya,". Bahkan ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa perempuan itu tiang negara, jika baik wanitanya, maka baik pula negara itu, tetapi jika rusak wanitanya, maka rusak pula negara itu. Jika ingin menegakan negara, lindungilah perempuan, tetapi jika ingin menghancurkan negara, hinalah perempuan. 

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa wanita bukan sekedar alat pemuas nafsu kaum pria. Jauh sebelum adanya gerakan perempuan di Eropa dan emansipasi wanita di Indonesia, Islam sudah lebih dulu mengangkat derajatnya agar wanita tidak dijadikan budak oleh kaum pria. Semoga dengan melihat kembali perjuangan nabi Muhammad terhadap wanita, bisa menyadarkan  arti penting menjaga derajat, kehormatan wanita di zaman sekarang. 

Semoga bermanfaat ...