![]() |
Tujuan pendidikan kita/sumber foto: pixabay.com |
Kita punya tujuan pendidikan yang dilahirkan dari pemikir bangsa kita sendiri. Dan saya ingin merefleksikan kembali tujuan pendidikan kita itu. Sebetulnya apa tujuan pendidikan itu. Kalo kita seraching di google pasti banyak sekali berbagai defenisi tujuan pendidikan mulai dari menurut undang-undang tentang sistem pendidikan, hingga menurut berbagai ahli.
Menurut saya kita harus bisa merefleksikan sendiri tujuan pendidikan. Maksud saya, kita tidak mesti mengutip pendapat ahli orang barat yang rumit, dan tidak mesti juga mengartikan tujuan pendidikan secara formal. Kita hanya membutuhkan beberapa poin mendasar tentang tujuan pendidikan.
Kita mungkin pernah mendengar pahlawan bangsa yang terlupakan. Ya, ia bernama Tan Malaka yang menurut saya seorang tokoh yang pemikirannya tentang pendidikan layak kita refleksikan. Tan Malaka menurut saya layak disebut sebagai filsufnya Indonesia, karena pemikirannya menjadi inspirasi bagi para tokoh-tokoh sesudahnya.
Salah satu bukunya yang terkenal adalah Madilog (Materialisme, Dialektika dan Logika). Buku ini adalah pemikiran yang mendasar. Menurut Tan Malaka bangsa Indonesia akan maju, jika bangsanya bermadilog. Tapi saya tidak akan membahas mengenai ini, yang akan saya bahas hanya pemikirannya tentang pendidikan.
Saya benar-benar sangat tertarik pada pemikirannya tentang pendidikan. Meskipun Tan Malaka tidak secara konprehensif menuliskan pemikirannya tentang pendidikan, tapi pemikiran tentang tujuan pendidikan menurut saya cukup menjadi landasan untuk kita refleksikan kembali, karena memang lebih sederhana dan lebih mudah kita pahami.
Lalu apa tujuan pendidikan kita? Tujun pendidikan mencakup tiga aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Pendidkan bukan sekedar untuk mencapai tujuan material, bukan untuk memperoleh jabatan pekerjaan, tujuan pendidikan mencakup banyak aspek, agar pendidikan itu tidak membahayakan.
Seperti yang pernah dikatakan Tan Malaka, ia mengatakan bahwa tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan. Tan Malaka tidak mengatakan pintar, tapi cerdas. Tujuan pendidikan kita harus mengarahkan peserta didik agar punya kemampuan cara berpikir, bukan meniru pemikiran-pemikiran yang sudah ada.
Cerdas adalah kemampuan seseorang untuk merefleksikan pemikiran, kemudian menghasilkan pemikiran baru. Seseorang hanya bisa disebut cerdas jika ia punya nalar untuk memberikan pendapat yang lahir dari pemikirannya. Orang cerdas biasanya berpikir secara alami. Oleh karenanya, kealamian berpikir itu lahir dari mereka-mereka yang cerdas.
Tujuan pendidikan, berikutnya adalah memperkukuh kemauan yang artinya tujuan pendidikan itu harus memperteguh kemauan. Tujuan pendidikan harus mampu membuat para siswa memiliki kemauan atau semangat yang tinggi untuk terus belajar. Pendidikan harus mampu menstimulus peserta didik mencintai ilmu pengetahuan, menyukai hal-hal baru dan semangat untuk terus berkembang.
Tujuan pendidikan yang terakhir adalah memperhalus perasaan, artinya peserta didik tak hanya harus cerdas, tapi ia juga harus tinggi halus perasaanya, tinggi budi pekertinya. Hal ini berkaitan dengan penanaaman nilai-nilai cinta kasih, kepedulian, yang nantinya akan menciptakan karakter yang kuat dalam menegakan nilai-nilai kemanusiaan.
Saya kira itulah penjelasan singkat mengenai beberapa poin dasar tujuan pendidikan kita. Intinya pendidikan harus menciptakan peserta didik yang cerdas, kemauan yang besar, dan perasaan yang halus. Apa gunanya seseorang berilmu jika ia tidak berakhlak, apa gunanya seseorang cerdas jika tidak punya kemauan yang kuat. Ketiga tujuan pendidikan ini harus beriringan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.
Tidak ada komentar