Ilustrasi/Strategi pengembangan PMII berbasis potensi akademik dan orientasi profesi |
Pendahuluan
Pada waktu itu, Inda Ulung Saputra selaku Ketua Rayon FKIP Setia Budhi Rangkasbitung menjadi ketua pelaksananya. Ketua Rayon yang biasa disapa Ujang ini mengatakan pada PKD II Komisariat Setia Budhi Rangkasbitung ini mengangkat tema "Mengukuhkan Integritas Kader Ditengah Ombang-Ambing Politik. Menurutnya tema ini bertujuan untuk menjaga integritas PMII dari intervensi politik,"katanya.
Pada PKD kali ini saya, sekaligus mantan ketua komisariat tahun 2020-2021 diberikan kesempatan untuk mengisi materi tentang Strategi Pengembangan PMII Berbasis Potensi Akademik dan Orientasi Profesi. Saya bukanlah ahli dalam materi ini, tetapi saya akan berusaha menyampaikan materi ini dengan baik. Materi ini saya sampaikan pada Sabtu, 9 Juni 2023 pukul 07.00-09.00 WIB.
Pengantar Diskusi tentang Strategi Pengembangan PMII
Ilustrasi diskusi/pixabay.com |
Setiap organisasi pasti memiliki tujuan. Tujuan tersebut terdiri atas tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan PMII yaitu terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya. Tujuan ini sifatnya jangka panjang, dan akan selalu relevan sepanjang zaman. Disinilah kita bisa melihat dimana ada tujuan maka disitu akan ada strategi.
Tujuan itu harus syarat akan nilai. Menurut Louis O. Katsoff dalam bukunya pengantar ilmu filsafat, nilai adalah kualitas empiris yang tak terdefinisikan. Apakah PMII itu syarat nilai? tentu saja, misalnya taqwa, jujur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab, ini adalah syarat nilai dan akan selalu relevan dalam hal apapun. Misalnya, kita menjadi pedagang, maka jadilah pedagang yang jujur, jika kita menjadi seorang guru maka jadilah guru yang jujur, lebih-lebih berilmu, cakap, bertanggungjawab itu semakin bagus, begitupun seterusnya dalam status sosial apapun.
Setelah kita menyepakati tujuan tersebut, maka kita berusaha untuk menggapainya. Bukan hanya PMII saja, semua organisasi pasti ingin mencapai tujuan yang ditetapkannya. Maka, disinilah diperlukan strategi untuk mewujudkan tujuan tersebut? Lalu bagaimana caranya agar tujuan kita itu bisa terwujud? Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita perlu menanyakan "tujuan siapa yang hendak kita wujudkan itu?" tujuan personal atau tujuan PMII? tentu saja dalam konteks ini yang harus jadi komitmen bersama adalah tujuan organisasi.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, pertama kita perlu memahami bahwa kita sebagai manusia berbeda dengan binatang. Manusia memiliki tujuan, harapan dan cita-cita. Berbeda dengan binatang, mereka cukup tidur dan makan. Manusia memiliki akal pikiran karena itu ia bertanggungjawab terhadap kehidupannya, hari ini dan masa yang akan datang. Generasinya adalah tanggungjawabnya. Sama halnya dengan masa depan anak, adalah tanggungjawab orang tuanya. Maka secara umum, masa depan bangsa ada ditangan bangsa itu sendiri dan masa depan organisasi ada ditangan organisasi itu sendiri.
"Masa depan ditanganmu untuk meneruskan perjuangan," demikian bunyi kutipan dari lirik lagu himne PMII.
Keberhasilan kita dimasa yang akan datang ditentukan oleh kita mulai dari saat ini. Keputusan yang kita ambil akan berpengaruh terhadap situasi yang akan datang. Oleh karenanya setelah menjadi esok, kemarin yang kita sebut hari ini akan menjadi sejarah. Dengan demikian gunakan waktu, tenaga, pikiran, dan materi yang kita miliki untuk menggapai tujuan tersebut. Ingat tujuan itu harus ideal dan praktis supaya memberikan manfaat bagi semua orang. Semakin tujuan itu ideal dan praktis maka setelah terwujudnya ia akan dikenang sepanjang zaman, dan ia akan abadi selamanya.
Strategi Pengembangan PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) |
Ketika kita menanyakan apa itu strategi, saya yakin kita sedikit termenung beberapa menit, berpikir dan bertanya "Apa ya??". Kalau kita menelusurinya di google apa itu strategi, saya yakin akan muncul banyak sekali pengertian tentang strategi. Menurut saya jika kita hanya sekedar ingin tahu tentang pengertian strategi kita tinggal baca saja. Maksud saya bukan sekedar tahu, tetapi yang paling penting adalah kita paham atau tidak tentang strategi itu.
Secara umum strategi adalah seperangkat panduan eksplisit yang disusun sebelum organisasi menggambil tindakan atau keputusan. Adapun yang dimaksud potensi adalah seperangkat kemampuan dasar yang dimiliki manusia dan sangat mungkin untuk di dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu kemampuan yang masih bisa di kembangkan menjadi lebih baik lagi, atau menjadi lebih sempurna.
Strategi itu sesungguhnya harus diberangkatkan dari dalam diri kita sendiri sebagai orang yang merasakan keresahan tentang kondisi badan atau organisasi kita. Jangan pernah menanyakan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang lain, bertanyalah kepada diri kita tentang apa yang kita rasakan, jika kita sakit apa yang kita keluhkan, jika kita punya kelebihan apa yang mesti kita lakukan, yang pasti tindakan itu harus membangun.
Setelah kita mengetahui dan mengenali betul siapa diri kita, dan akan kemana kita, tujuan kita seperti apa? maka saat itulah kita akan memilih langkah-langkahnya kemudian kita mulai melakukan tahapan-tahapannya, tapi ditengah perjalanan kita pasti akan ada banyak masalah, maka kita harus berjuang untuk menghadapinya. Dimana kira-kira letak strategi itu? "Strategi itu akan ada dimana ada tantangan," demikain saya menyebutnya.
Misalkan kita hendak ke Jakarta, naik motor, tapi kita masih bingung, karena ada sejumlah masalah terkait dengan kendaraan kita. Masalahnya misalnya ban motor sudah botak, dan kondisi jalan yang rusak, maka diawal sebelum mengambil keputusan untuk berangkat kita berpikir, maka dalam berpikir itulah sesungguhnya kita sedang merangkai strategi. Dan tentu saja akan timbul berbagai strategi dengan berbagai macam pendekatan guna memahami kelemahan dan kelebihannya hingga melahirkan yang namanya keputusan.
Jika kita memasukan pemahaman kita secara kontekstual pada strategi pengembangan PMII, maka akan ada berbagai strategi agar organisasi PMII bisa berkembang, salah satunya seperti yang menjadi pembahasan pada artikel kali ini yaitu pengembangan PMII berbasis potensi akademik dan orientasi profesi. Basis ini sangat penting untuk mengembangkan PMII disegala sektor karena basis ini adalah kemampuan dasar sebagai pondasi yang harus dimiliki semua orang, meskipun tidak semua profesi bisa diraih oleh potensi akademik, tapi potensi akademik itulah yang akhirnya akan membuat seseorang percaya diri.
Potensi Akademik dan Orientasi Profesi
Ilustrasi/potensi akademik dan orientasi profesi. |
Potensi akademik adalah sejumlah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan (kognitif). Potensi ini berkaitan dengan nalar kritis, kecerdasan, kepekaan dan hal lainnya yang berkaitan langsung dengan pengetahuan (intelektual) seseorang. Misalnya, pada Selasa, 30 Mei 2023 kemarin saya ikut lomba Kompetisi Sains Nasional (KSN) dan saya mendapatkan medali perak. Nah, meskipun tidak mendapat emas, tapi ini adalah potensi akademik karena untuk mencapai itu diperlukan kemampuan akademik, pengetahuan, pemahaman dan wawasan.
Lain halnya dengan kemampuan non-akademik, jika seseorang berprestasi dari atletik, silat, sepak bola maka itu termasuk potensi nonakademik. Ya, lawan dari dari istilah potensi akademik adalah potensi non-akademik yaitu sejumlah potensi yang berkaitan dengan keterampilan seseorang di bidang tertentu, misalnya keterampilan pada bidang keahlian seperti permesinan, jasa service, jasa jaringan wifi dan lain sebagainya. Tapi baik potensi akademik, maupun nonakademik bisa didapatkan melalui pendidikan, bisa pendidikan formal ataupun pendidikan informal atau mungkin nonformal.
Memiliki potensi akademik saat ini masih sangat relevan untuk dijadikan basis pengembangan PMII. Potensi akademik adalah kemampuan dasar yang semua orang harus memilikinya, terlepas malas atau tidak. Apabila PMII akademisnya kuat maka ia bisa menguasai berbagai lini sektor, baik sektor politik, sosial, pemerintahan, ekonomi maupun kebudayaan. Adapaun soal orientasi profesi itu hanyalah pilihan, misalnya, jika kita kuliah di jurusan pendidikan maka jelas masyarakat akan memandang bahwa orientasi profesi kita menjadi seorang guru. Jika kita kuliah kedokteran maka jelas orientasinya berarti menjadi dokter, begitupun seterusnya.
Potensi akademik membimbing kita pada profesi diberbagai lini dan sektor stratifikasi sosial, karena sebenarnya tujuan kongkrit dari proses pendidikan itu adalah menaikan status sosial masyarakat. Ya, menurut ilmu sosiologi bahwa pendidikan adalah cara agar status seseorang bisa naik ke level yang lebih tinggi, maka hal itu bisa ditempuh melalui pendidikan. Hampir semua profesi menjadikan potensi akademik ini sebagai syarat untuk menduduki berbagai profesi, termasuk lembaga pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU).
Kader PMII harus memiliki potensi akademik, karena hanya dengan potensi akademiklah ia bisa mandiri. Jika kita memiliki potensi (akademik/nonakademik) kemampuan ini melekat pada diri kita, dia tidak seperti uang yang suatu saat bisa hilang atau dicuri orang. Bukan pula seperti jabatan yang suatu saat bisa habis masa jabatannya. Potensi akademik itu abadi, dia akan hadir menjadi penerang dalam kehidupan kita dan dimanapun kita berada. Memiliki kemampuan akademik akan menambah keyakinan pada diri kita, kalaupun dipangkas senior misalnya, ketahuilah ia akan tetap strong dan eksis dimanapun ia berada.
Jangan Terlalu Tergantung Pada Jaringan
Ilustrasi/pixabay.com |
Jaringan tidak akan memberikan jaminan apa-apa. Memiliki jaringan luas melalui organisasi itu memang penting, tapi akan lebih penting jika jejaring tersebut didukung oleh kemampuan diri baik kemampuan akademik maupun non-akademik. Misalnya kita lulusan kedokteran kemudian ingin menjadi dokter di rumah sakit tertentu, maka karena kita kenal dengan orang dalam rumah sakit tersebut, kita bisa mendapatkan informasi terkait persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar kita bisa keterima.
Dengan memiliki jaringan atau kenalan luas yang kita bangun selama di organisasi, kita bisa dengan mudah masuk ke berbagai lembaga manapun. Tapi, ketika kita memiliki jaringan tersebut, lantas jangan sampai membuat hilang integritas kita, artinya kita harus bersaing secara sehat dalam menggapai pekerjaan atau profesi tertentu yang kita tuju bukan karena faktor kedekatan tapi karena memang kita layak untuk diangkat dalam profesi tersebut atas dasar kemampuan akademik kita.
Meski demikian, sering kali kita menemukan bahwa status sosial yang didapatkan tidak melalui cara yang profesional, kita sering menyebut cara ini dengan istilah jalan pintas. Berkaitan dengan hal ini dikembalikan kepada diri kita masing-masing, tetapi baiknya kita harus tetap menjaga integritas, jangan sampai citra organisasi PMII rusak hanya gara-gara oknum kader bodoh ingin bekerja tapi melalui jalan tidak sehat. Sekali lagi persoalan ini dikembalikan kepada diri individu masing-masing, karena kita bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bagi diri kita.
Intinya, dalam mengembangkan PMII berbasis potensi akademik, kader PMII harus cerdas, harus pintar, baik secara akademis maupun non-akademis. PMII jangan lagi dijadikan alasan untuk tidak masuk kuliah apalagi berhenti kuliah. Ingat tujuan kita dikuliahkan oleh orang tua kita untuk kuliah bukan untuk berorganisasi, ia hanyalah salah satu wadah saja yang akan membentu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai pengalaman yang diciptakan oleh organisasi. Maka, saya sering mengatakan berkali-kali, jika ada mahasiswa yang berorganisasi tapi ia berleha-leha berorganisasinya maka dia tidak ada bedanya, tidak ada bedanya.
Cara Mengembangkan PMII Berbasis Potensi Akademik dan Orientasi Profesi
Ilustrasi/pixabay.com |
Sekali lagi saya bukanlah seorang akdemisi, saya hanya lulusan S1 Pendidikan Sejarah. Tapi mengenai hal ini saya punya prinsip yang dari dulu hingga sekarang saya pegang. Saya punya prinsip, pertama saya tidak akan pernah berhenti belajar, dan akan tetap terus belajar. Kedua, saya ingin menjadi seorang pemikir tanpa legalitas.
Meski demikian, karena motivasi belajar saya tinggi, saya bisa membuat jasa skripsi, tesis, bahkan disertasi dari berbagai kampus. Saya berpikir, bahwa meskipun saya tidak S2 tapi saya harus bisa melebihi mereka. Itulah motivasi dalam diri saya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah cara atau strategi untuk mengembangkan PMII berbasis potensi akademik dan orientasi profesi.
1. Kenali Potensi Diri Sendiri
Mengenal potensi diri merupakan proses memahami kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh individu, baik fisik maupun mental, serta memiliki kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Untuk mengenali potensi diri sendiri, langkah pertama adalah dengan belajar mengenali diri sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Setelah mengetahui kekurangan, kelebihan kekuatan dan kelemahanmu, maka kita akan mengetahui apa saja yang kita kembangkan dan perbaiki. Tentunya dengan semakin mengenal diri sendiri kita juga akan semakin mengerti apa potensi diri yang kita miliki. Selain itu, mencapai tujuan melalui langkah kecil juga akan membantu kita mempelajari potensi diri yang kita miliki.
Dalam beberapa cara, untuk mengenali potensi diri sendiri yaitu mengenali bidang yang kita sukai, mengenali kemampuan diri sendiri, mengenali kelebihan dan kekurangan diri, dan berani mencoba. Mengenali potensi diri sendiri merupakan salah satu cara agar dapat meraih prestasi yang terbaik.
2. Niat dan Yakin
Niat dan yakin adalah dua konsep yang terkait dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, psikologi, dan motivasi. Niat memiliki dua fungsi utama: pertama, membedakan antara ibadah dengan kebiasaan, dan kedua, membedakan tujuan seseorang dalam beribadah.
Dalam konteks kerja, niat didefinisikan sebagai representasi kognitif dari kesiapan seseorang untuk melakukan suatu perilaku/tindakan, dan ini dapat digunakan sebagai ukuran perilaku/tindakan seseorang.
Niat juga dapat diartikan sebagai gerakan yang memungkinkan seseorang melakukan kehendaknya dengan benar-benar melakukan sesuatu yang dikehendaki. Dalam konteks berorganisasi, niat penting untuk mengerjakan sesuatu secara sengaja dan memiliki keyakinan yang sungguh-sungguh.
Sementara itu, yakin, dalam konteks agama dan psikologi, berarti kepastian atau kepercayaan yang kuat terhadap sesuatu. Yakin dapat diartikan sebagai kekuatan keyakinan yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu dengan percaya diri dan keyakinan yang sungguh-sungguh.
Yakin juga dapat dihubungkan dengan konsep keyakinan yang penting dalam berorganisasi, karena tanpa adanya yakin dan keyakinan yang sungguh-sungguh, pekerjaan seringan apapun tak akan selesai kapan pun. Yakin adalah kekuatan yang mempengaruhi kehidupan manusia, semangat, perhatian, keteguhan pikiran, dan kebijaksanaan.
3. Menerima Kritikan
Ilustrasi kritikan/pixabay.com |
Menerima kritikan adalah proses yang penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kerja, pendidikan, interaksi sosial dan dalam kehidupan berorganisasi. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa membantu kita dalam menerima kritikan dengan bijak:
Pertama, dengarkan dengan emosi yang stabil. Penting untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh emosi negatif ketika menerima kritikan. Hal ini memungkinkan kita untuk lebih fokus dan memahami kritikan yang diberikan.
Kedua, pahami kritik yang disampaikan. Jangan hanya mendengar kritikan, tetapi juga berupaya memahami apa yang dikritik dan mengapa kritikan diberikan. Hal ini membantu Anda untuk lebih memahami kelemahan dan memperbaiki diri.
Ketiga, ucapkan terima kasih. Berterima kasih atas kritikan yang diberikan, walaupun kritikan tersebut mungkin tidak menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat orang lain dan siap untuk memperbaiki diri.
Keempat, berhenti sejenak. Berhenti sejenak sebelum merespon kritikan untuk memproses apa yang dikatakan dan memikirkan respon yang sesuai. Hal ini membantu kita untuk tidak bereaksi secara berlebihan dan mempertahankan kepercayaan diri.
Kelima, tanyakan contoh dan solusi. Jika kita tidak memahami kritikan yang diberikan, tanyakan contoh masalah dan solusi yang dikritik. Hal ini akan membantu kita untuk lebih memahami kritikan dan memperbaiki diri.
Keenam, jaga bahasa tubuh. Jaga bahasa tubuh kita untuk tetap terbuka dan tidak defensif ketika menerima kritikan. Hal ini membantu kita untuk tidak terlihat tidak nyaman dan mempertahankan kepercayaan diri.
Ketujuh, beri jeda. Beri jeda sebelum merespon kritikan untuk memproses apa yang dikatakan dan memikirkan respon yang sesuai. Hal ini membantu kita untuk tidak bereaksi secara berlebihan dan mempertahankan kepercayaan diri.
Kedelapan, menggunakan bahasa yang sopan. Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak agresif ketika menerima kritikan. Hal ini membantu kita untuk tidak memicu emosi dan mempertahankan kepercayaan diri.
Kesembilan, menggunakan kritik sebagai bahan refleksi. Menerima kritikan sebagai bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki diri. Hal ini membantu kita untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerja.
Terakhir, menghargai pendapat orang lain. Menghargai pendapat orang lain dan menganggap kritikan sebagai bagian dari proses belajar dan pertumbuhan. Hal ini membantu kita untuk tidak merasa terpojokkan dan mempertahankan kepercayaan diri.
4. Berpikir Positif
Berpikir positif adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad, maupun keyakinan diri.
Berpikir positif tidak berarti mengubah yang negatif menjadi positif begitu saja. Jika kita menghadapi suatu hal yang negatif, maka kita tetap menerimanya sebagai kenyataan yang sudah terjadi. Dengan berpikir positif terhadap suatu hal berarti kita mengambil keputusan, kita memilih lebih fokus pada segala sesuatu yang positif yang sudah ada dalam diri dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
Berpikir positif melibatkan proses memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Berpikir positif juga berarti memiliki harapan yang positif, memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain, dan situasi yang dihadapi, serta menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima.
Dalam perspektif Islam, berpikir positif dianggap sebagai kemampuan berpikir seseorang untuk menilai pengalaman-pengalaman dalam hidupnya sebagai pengalaman berharga untuk pengalaman berikutnya dan menganggap semua itu sebagai proses hidup yang harus diterima. Berpikir positif juga dianggap sebagai potensi dasar yang mendorong manusia untuk berbuat dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemampuan kemanusiaannya.
Berpikir positif memiliki manfaat yang luas, termasuk mengurangi stres dan mencegah depresi, memperkuat imun tubuh, serta lebih mudah untuk menerapkan hidup sehat. Berpikir positif juga dapat membantu dalam meningkatkan kinerja, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
5. Berteman dengan siapa saja namun bergaul dengan orang yang berintegritas
Berteman dengan siapa saja namun bergaul dengan orang yang berintegritas berarti memiliki hubungan sosial yang luas dan beragam dengan berbagai orang, tetapi memilih untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang lebih dalam dan signifikan dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kuat, seperti integritas.
Dalam konteks berorganisasi, "berteman dengan siapa saja" dapat diartikan sebagai memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, sementara "bergaul dengan orang yang berintegritas" berarti memilih untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan berarti dengan orang-orang yang memiliki karakter yang kuat dan stabil.
6. Senantiasa Optimis
Orang yang senantiasa optimis memiliki pandangan yang positif terhadap hidup dan mereka cenderung melihat peluang daripada hambatan. Mereka memiliki kecenderungan untuk mencari solusi dalam setiap situasi dan tidak terjebak dalam kemacetan masalah.
7. Motivasi Diri
Motivasi diri adalah sebuah dorongan internal yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan atau mendapat kepuasan. Dalam psikologi, motivasi diri diartikan sebagai usaha yang mendorong seseorang atau kelompok tergerak melakukan sesuatu demi mencapai tujuan atau mendapat kepuasan.
Motivasi diri berasal dari dalam diri sendiri dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan, hasrat, keinginan, minat, harapan, cita-cita, penghormatan, serta kebutuhan. Motivasi diri dapat berupa dorongan untuk mencapai tujuan, mengatasi tantangan, atau meningkatkan prestasi, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebutuhan sehari-hari, keinginan untuk mencapai kesuksesan, atau kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup.8. Menerima Kekurangan
9. Memaafkan Diri
Memaafkan diri, juga dikenal sebagai self-forgiveness, adalah proses untuk melepas kebencian dan rasa sakit hati terhadap kesalahan atau peristiwa masa lalu yang telah terjadi. Dalam psikologi, memaafkan diri sendiri dianggap sebagai kebutuhan untuk kesejahteraan psikologis seseorang. Proses ini melibatkan menerima kesalahan yang telah dilakukan, mengakui bahwa kesalahan tersebut adalah bagian dari hidup, dan berdamai dengan diri sendiri.
Memaafkan diri sendiri tidak berarti mengabaikan kesalahan yang pernah dilakukan, tetapi lebih tentang mengembangkan kekuatan dan kasih sayang terhadap diri sendiri. Dengan memaafkan diri sendiri, seseorang dapat memperbaiki relasi, membangun kembali dukungan sosial, serta mengatur emosi negatif yang terkait dengan kesalahan tersebut.
10. Keluar dari Zona Nyaman
Keluar dari zona nyaman berarti meninggalkan keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman dan aman, tetapi juga menghalangi kemampuan untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi tantangan. Zona nyaman adalah keadaan yang membuat seseorang merasa rileks dan tidak mengalami stres, namun juga dapat membuat mereka menjadi stagnan dan tidak berani mencoba hal-hal yang berbeda.
Keluar dari zona nyaman berarti mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri, menjadi lebih open-minded, dan menghadapi risiko dan tantangan yang sebelumnya belum pernah dihadapi. Dengan demikian, keluar dari zona nyaman dapat membantu seseorang menjadi lebih kreatif, berani, dan siap menghadapi perubahan dan tantangan yang datang.
11. Banyak Belajar
Banyak belajar adalah kebiasaan yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan diri sendiri. Dalam konteks kehidupan, banyak belajar berarti terus mengembangkan diri sendiri melalui pengalaman, pelajaran, dan informasi baru. Dengan demikian, seseorang dapat meningkatkan kemampuan diri sendiri, meningkatkan kualitas hidup, dan menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan.
Steve Jobs, pendiri Apple adalah contoh orang yang tidak pernah berhenti belajar dan terus banyak belajar. Steve Jobs dikenal sebagai seorang yang sangat ambisius dan memiliki keinginan untuk terus belajar dan meningkatkan diri sendiri. Dia terus mengembangkan diri sendiri melalui pengalaman, pelajaran, dan informasi baru, sehingga dia dapat menjadi salah satu pendiri Apple dan memimpin perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia.
Steve Jobs dikenal sebagai seorang yang sangat terbuka terhadap kritik dan saran, serta terus belajar dari kesalahan dan pengalaman lainnya.
12. Mengasah Potensi Diri
Mengasah potensi diri berarti mengembangkan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh individu untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses ini melibatkan pengenalan, pengukuran, dan pengembangan potensi diri yang tersembunyi atau belum diketahui.
Mengasah potensi diri dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta dengan mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam proses ini, individu harus memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan diri sendiri dan memiliki kesadaran akan pentingnya mengasah potensi diri untuk mencapai kesuksesan.
Jadi mungkin itulah beberapa penjelasan tentang strategi pengembangan PMII berbasis potensi akademik dan orientasi profesi. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para kader-kader PMII di Indonesia. Salam pergerakan...
1 komentar
nice
BalasHapusPosting Komentar