Konten [Tampil]

 

Imam Syafi'i dan ilmu firasat/sumber gambar: Pecihitam.org

Imam Syafii adalah salah satu imam Ahlusunah Waljamaah dalam bidang ilmu fiqih. Sebagai seorang imam besar, Syafii memiliki mata hati yang terbuka dan firasat yang kuat seperti gurunya, Imam Malik.

Apa itu firasat? firasat merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali sosok dan kepribadian orang lain hanya dengan melihat wajah atau tanda-tanda yang tampak pada diri orang tersebut.

Shaadily Hasan dalam buku Ensiklopedia Indonesia Jilid 2 mengatakan bahwa firasat adalah suatu kemampuan dari dalam diri seseorang untuk merasakan apa yang akan terjadi didalam kehidupannya.

Lebih lanjut Shaadily Hasan, menjelaskan Firasat juga bisa diartikan sebagai intuisi yaitu pengetahuan bawaan lahir atau pengetahuan gharisah.

Intuisi berkaitan dengan salah satu kemampuan fisikis. Kemampuan ini sama dengan dengan cara untuk mengetahui dan melihat ke masa depan atau kemampuan meramal.

Imam Syafii sejak kecil tertarik mempelajari ilmu firasat, hingga ia pandai mempraktikannya. Syafii mendapatkan ilmu itu saat ia masih tinggal di dusun. Sementara buku-buku tentang ilmu firasat ia peroleh dari Yaman.

"Syafii mempelajari ilmu firasat dan mempraktikannya. Ia bahkan termasuk orang yang paling tajam firasatnya,".

Firasat Syafi'i tentang Muridnya

Imam Syafii memiliki banyak kisah dan pengalaman tentang ilmu firasat, salah satunya adalah firasat Syafi'i tentang muridnya.

Tarik Suwaidan dalam bukunya Biografi Imam Syafii, mengungkapkan, diriwayatkan dari al-Rabi ibn Sulaiman. Ia berkata, "Kami menemui syafi;i sebelum ia meninggal dunia. Ketika itu kami berempat: aku, al-Buwaithi, al-Muzanni, dan Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Hakam".

"Syafi'i menatap kami sesaat ia terus menatap kami satu per satu. Ia lalu berkata: "Engkau, wahai Abu Ya'qub, akan mati di balik jeruji besimu. Engkau wahai Muzanni, kelak di Mesir kau akan sejahtera dan damai. Kau akan menemukan satu masa di mana engkau menjadi orang yang paling ahli di bidang qiyas,".

Sedangakan engkau, wahai Rabi, akan menjadi orang paling berguna bagiku dalam menyebarkan buku-buku dan ajaranku. Syafi'i berpaling ke arah Abu Ya'qub, ia berkata kepadanya, "Bangkitlah kau, wahai Abu Ya'qub, isilah halaqah majelisku!". Al-Rabi menuturkan, "Ternyata apa yang diprediksikan Syafi'i benar-benar terjadi,".

Saat seseorang mengikhlaskan jiwanya kepada Allah maka Allah akan menerangi pandangan dan hatinya, membukakan pintu makrifat yang dapat mencengangkan akal. Keikhlasan Syafi'i dalam ilmu dan amal mebuatnya dapat meraih segala macam ilmu pada zamannya.

Ia menjadi orang yang paling berilmu kala itu. Selain itu, Syafii juga memiliki firasat yang kuat, jarang sekali firasatnya salah.

"Waspadailah firasat seorang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya Allah,".