![]() |
Ilustrasi pengertian sejarah menurut para ahli/pixabay.com. |
Pengertian sejarah telah menjadi subjek yang sangat luas dan kompleks dalam berbagai disiplin ilmu. Sejarah dapat didefinisikan sebagai rekam jejak tentang semua rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi untuk mengungkapkan segala sesuatu sesuai fakta yang ada tanpa adanya distorsi sedikitpun.
Dalam kenyataannya, sejarah seringkali hanya mengungkapkan bagian-bagian dari fakta yang ada, dan interpretasi terhadap fakta tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang dan konteksnya. Oleh karena itu, pengertian sejarah menurut para ahli dapat berbeda-beda, tetapi semuanya mempunyai makna yang sama, yaitu untuk memahami masa lalu dan mempengaruhi masa kini dan masa depan.
Pengertian Sejarah Secara Etimologi
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarah, artinya pohon kehidupan, akar, keturunan, dan asal-usul. Dinamakan demikian karena fokus awal dari pembahasan sejarah pada masa klasik adalah menelusuri asal-usul dan geneologi (nasab, keturunan), yang umumnya digambarkan seperti “pohon keturunan atau keluarga” (mulai akar, cabang, daun, hingga buah).
Sejarah disebut histore (Prancis), geschite (Jerman), histoire atau gesduedenis (Belanda). Akar kata history berasal dari historia (Yunani) yang berarti inkuiri (inguiry), wawancara (interview), introgasi dari saksi mata, laporan mengenai hasil-hasil tindakan: saksi, hakim, dan orang yang tahu atau pengetahuan tentang gejala-gejala alam, terutama mengenai umat manusia yang bersifat kronologis, sedangkan untuk yang tidak bersifat kronologis dipakai kata scientia atau science (Topolski, 1956: 44-55).
Dari Yunani, istilah historia masuk ke bahasa lain, terutama melalui bahasa Latin maka dikenallah beberapa istilah sampai sekarang, yaitu history, historie, histotre, storia, istoria, historia. Dalam teks-teks Yunani, menurut F. Muller -seperti dikutip Topolskiistilah historia mempunyai tiga arti, yaitu penelitian dan laporan tentang penelitian, cerita puitis, dan deskripsi yang persis tentang fakta-fakta (Topolski, 1956 : 44-55).
Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli
- Herodotus, yang dijuluki sebagai The Father of History, berpandangan bahwa sejarah tidak berkembang ke arah depan serta dengan tujuan yang pasti, tetapi bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia, yaitu hybris (cangkokan) dan memesis (peniruan). Segala peristiwa yang terjadi, menurut Herodotus dipengaruhi oleh perbuatan dewa-dewa atau bergantung pada kemauan dewa-dewa.
- Ibnu Khaldun dalam Mukadimah mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan yang terjadi pada masyarakat atau tentang segala macam perubahan yang terjadi dalam masyarakat saat itu.
- Thomas Carlyle memberikan batasan sejarah sebagai peristiwa masa lalu, yang menyangkut biografi orang-orang terkenal, penyelamat pada zamannya, penerang tanpa bahan bakar di dalamnya, sedangkan sejarah universal adalah sejarah tentang orang-orang yang ulung di dunia ini. Mereka merupakan orang besar yang pernah dicatat sebagai peletak sejarah.
- Johan Huizinga memberikan batasan tentang sejarah, yaitu peristiwa masa lampau sebagai manifestasi dalam bentuk kewajiban ketika satu kebudayaan membuat pertanggungjawaban mengenai masa silamnya. Karena hidup pembudayaan mengalami perubahan dan pembentukan kembali maka semua bentuk kebudayaan adalah dalam gerak perubahan. Setiap bentuk itu ditempatkan ke dalam proses perubahan, pembaruan, dan pembentukan (J. Huizinga, 1950: 102).
- Arnold J. Toynbee. Seorang ahli sejarah Inggris dalam bukunya A Study of History berpendapat bahwa ada dua kelompok masyarakat yang penting bagi studi sejarah, yaitu (1) kelompok masyarakat primitif yang penyelidikannya dilakukan oleh ahli antropologi dan ahli arkeolog, (2) masyarakat historis yang timbul sekitar lima atau enam ribu tahun yang lalu dan merupakan objek materiel para ahli sejarah. Studi sejarah berarti studi yang menyeluruh, yaitu studi tentang kehidupan manusia seutuhnya, bukan studi suatu negara atau hanya sesuatu bagian Studi sejarah merupakan satu studi peradaban masyarakat sebagai satu kesatuan, sebagai satu unit sejarah. Menurut Toynbee, ada keseimbangan dalam sejarah. Keseimbangan ini dapat diibaratkan seperti hubungan orang tua dan anak. Walaupun begitu, bukan kesinambungan kehidupan individu, melainkan keberlangsungan dari generasi ke generasi secara berurutan. Peradaban mempunyai siklus atau pola tertentu, yakni lahir, tumbuh, dan hancur. Fase-fase ini secara pasti dialami oleh setiap peradaban.
- R.G. Colingwood, dalam The Idea of History mengemukakan dua dalil tentang sejarah, yaitu (a) sejarah mempunyai arti yang cocok untuk mempelajari alam pikiran pengalaman manusia: (b) sejarah bersifat unik, langsung, dan dekat. Pengertian sejarah dapat menerobos dalam hakikat yang mendalam dari kejadian yang sedang dipelajari serta dapat menghayati peristiwa yang sebenarnya dari alam. Mengerti sejarah berarti menyelami untuk melihat dengan jelas pikiran yang ada di dalamnya.
- Wilhelm Dilthey, seorang Filsuf Jerman pengikut idealisme, mengatakan bahwa sejarah termasuk kelompok ilmu pengetahuan tentang pikiran pengalaman manusia yang meliputi perasaan, emosi dan sensasi, termasuk pikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan cara menghayatinya.
- Beneditto Croce dalam bukunya yang berjudul Teori dan Sejarah dari Ilmu Penulisan Sejarah (Historiografi), membedakan antara sejarah dengan pseudo history (historiografi). Sejarah adalah cerita yang menggambarkan pikiran yang hidup centang masa lalu, sedangkan pseudo history merupakan catatan tentang masa lampau menurut kedudukannya, mati, dan tidak dapat dimengerti. Ini juga disebut dengan “kronik atau z nalen”.
- Wilhelm Bauer dalam Einfuhrung in und Stuudium der Geschichet (1928) menyebutkan bahwa sejarah adalah ilmu vang mencoba menguraikan fenomena kehidupan yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi karena hubungan manusia dengan masyarakat.
- Bernheim dalam Die Geschichte Screibers, sejaran adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan manusia dalam perkembangannya sebagai makhluk sosial (Bernahem, 1961: 215).
- Moh. Hatta: sejarah menggambarkan satu tipe bentuk rupa dari masa itu, bukan gambar yang sebenarnya, me'ainkan gambar yang dimudahkan. Sejarah bukan melahirkan cerita dari kejadian masa lalu, melainkan memberikan pengertian tntang kejadian satu sama lain, dengan menggabungkan kejadian atau masa itu sebagai masalah. Sejarah mengemukakan masalahnya dalam keadaannya yang heterogen.
- Moh. Yamin mendefinisikan sejarah sebagai pen retahuan dengan hal-hal yang berhubungan cerita bertarikah, kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah :ampau, susunan hasil penyelidikan, bukan tulisan atau tanda-tznda yang lain.
- Roeslan Abdulgani mendefinisikan sejarah sebagai salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat secara kemanusiaan pada masa lampau, beserta segala kejadiannya dengan maksud menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, dan menjadikan pembendaharaan pedoman bagi penelitian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan. Menurutnya, ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi. Pertama, penglihatan pada masa silam. Kedua, penglihatan pada masa sekarang. Ketiga, penglihatan pada masa yang akan datang (Ruslan Abdulgani, 1964: 174).
Tidak ada komentar